Subscribe:

Senin, 13 Januari 2014

Turun Tangan

Hai, kawan...
Sejak beberapa hari lalu saya memikirkan sebuah inisiatif yang mungkin akan kalian sebut sebagai ide gila.
Saya ingin mengajak kalian melakukan suatu kegiatan di luar rutinitas kita.
Setiap kali saya melewati simpang empat Umbulharjo pada pukul 10an, disana pula saya sering menjumpai seorang bapak penjual koran yang menurut saya luarbiasa. Berbeda dengan penjual koran lainnya, ia selalu menjajakan koran- korannya di atas kursi roda buluk miliknya. Tangan kanannya dengan gesit membolak- balikkan roda kursi agar bisa menyusup di sela- sela pengguna jalan, sedangkan tangan kirinya berusaha memegang erat tumpukan koran yang sesekali ia letakkan di pangkuannya.Tak peduli panas terik, hujan badai, atau apapun itu rintangannya, ia selalu berusaha untuk menjalankan profesinya sebaik mungkin.
Oleh karena itu, saya ingin mengajak kalian untuk turun langsung ke jalan membantu bapak itu menjajakan korannya meskipun hanya sehari. Selain bisa meringankan pekerjaan sang bapak, harapannya kita juga bisa belajar ilmu hidup dengan pengalaman kita nanti. Belajar memposisikan diri menjadi orang dengan profesi yang seringkali dipandang sebelah mata. Belajar merasakan pahit getirnya orang tua mencari nafkah. Belajar merasakan betapa hidup memang harus diperjuangkan. Dan yang terpenting adalah belajar mensyukuri segala yang Tuhan beri pada kita.
Memang bukan hal besar yang bisa kita berikan. Namun, semoga usaha kecil nan sederhana kita ini setidaknya mampu melukiskan senyum semangat sang bapak. Serta mampu menumbuhkan keyakinan beliau bahwa masih banyak orang- orang yang peduli dan akan selalu membantunya.

0 komentar:

Posting Komentar

Turun Tangan

Hai, kawan...
Sejak beberapa hari lalu saya memikirkan sebuah inisiatif yang mungkin akan kalian sebut sebagai ide gila.
Saya ingin mengajak kalian melakukan suatu kegiatan di luar rutinitas kita.
Setiap kali saya melewati simpang empat Umbulharjo pada pukul 10an, disana pula saya sering menjumpai seorang bapak penjual koran yang menurut saya luarbiasa. Berbeda dengan penjual koran lainnya, ia selalu menjajakan koran- korannya di atas kursi roda buluk miliknya. Tangan kanannya dengan gesit membolak- balikkan roda kursi agar bisa menyusup di sela- sela pengguna jalan, sedangkan tangan kirinya berusaha memegang erat tumpukan koran yang sesekali ia letakkan di pangkuannya.Tak peduli panas terik, hujan badai, atau apapun itu rintangannya, ia selalu berusaha untuk menjalankan profesinya sebaik mungkin.
Oleh karena itu, saya ingin mengajak kalian untuk turun langsung ke jalan membantu bapak itu menjajakan korannya meskipun hanya sehari. Selain bisa meringankan pekerjaan sang bapak, harapannya kita juga bisa belajar ilmu hidup dengan pengalaman kita nanti. Belajar memposisikan diri menjadi orang dengan profesi yang seringkali dipandang sebelah mata. Belajar merasakan pahit getirnya orang tua mencari nafkah. Belajar merasakan betapa hidup memang harus diperjuangkan. Dan yang terpenting adalah belajar mensyukuri segala yang Tuhan beri pada kita.
Memang bukan hal besar yang bisa kita berikan. Namun, semoga usaha kecil nan sederhana kita ini setidaknya mampu melukiskan senyum semangat sang bapak. Serta mampu menumbuhkan keyakinan beliau bahwa masih banyak orang- orang yang peduli dan akan selalu membantunya.

0 komentar:

Posting Komentar