Subscribe:

Jumat, 10 Januari 2014

Nilai Dedikasi

Selamat malam, harapan...
Malam ini aku ingin sedikit bercerita tentang UAS.

UAS. Sebuah alasan klasik bagi sebagian orang untuk mengurangi aktivitasnya di luar agenda belajar.
" Anterin ke dokter yuk...!" | "Aduh...maaf ya. Aku nggak bisa. Aku mau belajar buat UAS besok."
" Dek, bantu ibu antar barang ke tempat budhe ya." | "Maaf, Bu. Kalau lain kali saja bagaimana? Saya sedang konsentrasi untuk UAS."
" Nduk, tolong antar kakak ke kantor ya." | "Emm, gimana ya? Saya baru masa UAS nih, kak."

Dan tadi sore tiba- tiba saja handpone saya berdering tanda SMS masuk. Sebelum membukanya saya sudah menduga kalau SMS itu dari kaka saya atau kalu tidak ya dari tetangga saya.
Dan setelah dibuka, rupanya dugaan kedua saya benar adanya. SMS yang masuk dari salah seorang tetangga saya. Isi pesannya kurang lebih beliau meminta bantuan pada saya untuk menemani putrinya belajar malam ini.
Ragu. Mau dijawab 'bisa' atau 'maaf, tidak bisa'. Pasalnya besok pagi saya akan menghadapi UAS dan harus mempersiapkannya. Namun, tanpa berpikir panjang saya mengiyakan permintaannya. Sudah saya putuskan untuk menyisihkan waktu saya untuk menemani belajar dek Rias (putri tetangga saya). Saya ingat akan sebuah pesan moral yang tersampaikan melalui buku Aanak- anak Angin karya seorang pengajar muda alumni Indonesia Mengajar. Yaitu tentang nilai- nilai dedikasi. Melihat semangat belajar di hari pertama dek Rias belajar bersama saya beberapa hari yang lalu, rasanya sangat sadis dan meruginya saya jika mensia-siakan semangat belajar yang sedang mekar-mekarnya. Saya tidak ingin kehilangan momen serta pengalaman berharga saya hanya demi memenagkan ego saya. "UAS bukanlah sebuah alasan untuk tidak berbuat kebaikan." ,Begitulah pesan yang disampaikan oleh seorang kawan saya via facebook.

  1. "Berdedikasi selalu memberikan kepuasan yang tak pernah bisa dibayar dengan uang. Tak pernah bisa ditakar dengan apa pun. Dedikasi datang dari dalam diri dan hanya kita sendiri yang mampu menimbangnya: sejauh mana kita memberikan hati sepenuhnya pada apa yang kita pilih dan jalani." ~ Anak Anak Angin ~

    Ya Rabbi, bimbinglah dan beri kemudahan bagiku untuk dapat memberikan persembahan terbaik bagi sesama. Aamiin..

0 komentar:

Posting Komentar

Nilai Dedikasi

Selamat malam, harapan...
Malam ini aku ingin sedikit bercerita tentang UAS.

UAS. Sebuah alasan klasik bagi sebagian orang untuk mengurangi aktivitasnya di luar agenda belajar.
" Anterin ke dokter yuk...!" | "Aduh...maaf ya. Aku nggak bisa. Aku mau belajar buat UAS besok."
" Dek, bantu ibu antar barang ke tempat budhe ya." | "Maaf, Bu. Kalau lain kali saja bagaimana? Saya sedang konsentrasi untuk UAS."
" Nduk, tolong antar kakak ke kantor ya." | "Emm, gimana ya? Saya baru masa UAS nih, kak."

Dan tadi sore tiba- tiba saja handpone saya berdering tanda SMS masuk. Sebelum membukanya saya sudah menduga kalau SMS itu dari kaka saya atau kalu tidak ya dari tetangga saya.
Dan setelah dibuka, rupanya dugaan kedua saya benar adanya. SMS yang masuk dari salah seorang tetangga saya. Isi pesannya kurang lebih beliau meminta bantuan pada saya untuk menemani putrinya belajar malam ini.
Ragu. Mau dijawab 'bisa' atau 'maaf, tidak bisa'. Pasalnya besok pagi saya akan menghadapi UAS dan harus mempersiapkannya. Namun, tanpa berpikir panjang saya mengiyakan permintaannya. Sudah saya putuskan untuk menyisihkan waktu saya untuk menemani belajar dek Rias (putri tetangga saya). Saya ingat akan sebuah pesan moral yang tersampaikan melalui buku Aanak- anak Angin karya seorang pengajar muda alumni Indonesia Mengajar. Yaitu tentang nilai- nilai dedikasi. Melihat semangat belajar di hari pertama dek Rias belajar bersama saya beberapa hari yang lalu, rasanya sangat sadis dan meruginya saya jika mensia-siakan semangat belajar yang sedang mekar-mekarnya. Saya tidak ingin kehilangan momen serta pengalaman berharga saya hanya demi memenagkan ego saya. "UAS bukanlah sebuah alasan untuk tidak berbuat kebaikan." ,Begitulah pesan yang disampaikan oleh seorang kawan saya via facebook.

  1. "Berdedikasi selalu memberikan kepuasan yang tak pernah bisa dibayar dengan uang. Tak pernah bisa ditakar dengan apa pun. Dedikasi datang dari dalam diri dan hanya kita sendiri yang mampu menimbangnya: sejauh mana kita memberikan hati sepenuhnya pada apa yang kita pilih dan jalani." ~ Anak Anak Angin ~

    Ya Rabbi, bimbinglah dan beri kemudahan bagiku untuk dapat memberikan persembahan terbaik bagi sesama. Aamiin..

0 komentar:

Posting Komentar