Subscribe:

Kamis, 02 Januari 2014

Pagi dan Tulisan Tebal tentang Mimpiku

Selamat pagi, harapan...
Selamat pagi, mutiaraku...

Rasanya pagi ini adalah pagi yang istimewa. Dalam ketenangan sudut ruang belajarku, pagi ini rasanya jari jemariku sangat ingin menuliskan sebuah refleksi. Entahlah aku akan memulai dari mana karena rasanya ada banyak hal yang ingin kuceritakan di sini. Tapi karena aku harus memilih, baiklah akan kuputuskan bahwa pagi ini aku ingin menuliskan hal yang dapata me-recharge kembali semangatku.

Awal 2014. Sebuah moment yang tepat bagi sebagian orang untuk kembali melanjutkan misi- misi mereka dalam meraih apa yang telah dicita-citakan. Termasuk aku. Setelah beberapa bulan dirundung sebuah kegelisahan akan hilangnya sebuah ambisi dalam diriku, kini saatnya aku mulai memantapkan diri dengan pilihanku.
Bagiku menjadi seorang guru dan pendidik adalah sebuah cita- cita mulia dengan multi manfaat. Dan itu lah yang menjadi pilihanku. Kini aku telah masuk ke dalam zona yang benar- benar akan mencetakku menjadi seorang sarjana pendidikan. Ya, kini aku adalah seorang mahasisiwi fakultas pendidikan di sebuah perguruan tinggi di kotaku. Menjadi guru adalah bagian dari impianku. Sering aku bermimpi untuk menjadi seorang guru atau pengajar muda yang ditugaskan untuk medidik anak- anak di pelosok negeriku. Ketika banyak orang yang berlomba- lomba untuk memperebutkan kursi nyaman di sekolah perkotaan, namun aku ingin menjadi kaum minoritas di dalamnya. Bukan bererti aku tak ingin hidup enak. Naluri manusia adalah selalu ingin berada dalam zona nyamannya. Bukan berarti pula aku ingin keluar dari zona nyaman. Namun aku ingin memperluas zona nyamanku tanpa batas. Aku ingin menjadi apapun yang aku mau. Aku ingin seperti bunglon yang pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan aku ingin pula seperti mata air yang selalu bisa memberikan kemanfaatan bagi siapa saja.
Berbicara tentang PNS(pegawai negeri sipil), banyak sekali orang- orang yang mengidam-imdamkan untuk bisa duduk di posisi nyaman itu. Bahkan tak sedikit orang tua yang berharap dan menyarankan anak- anaknya agar bisa menjadi seorang PNS. Sebagai calon guru, jika telah tiba masanya aku memasuki zona karier, aku tak ingin menjadi orang yang namanya hanya memenuhi deretan daftar pegawai negeri sipil tanpa ada kontribusi yang bererti bagi pembangunan negeriku. Aku hanya ingin mengabdi danberbagi. Hanya itulah mimpi terbesarku. Tak peduli seberapa banyak pundi- pundi yang akan masuk ke kantongku. Satu hal yang aku yakini, selama kau mau berkarya dan berusaha memberikan kemanfaatan bagi banyak orang, maka Allah pun tak akan salah menempatkan rizki-ku. Karena bagiku hidup tak akan bermakna jika hanya terisi dengan gemerlap materi. Bagiku, hidup akan jauh lebih bermakna dan berkualitas ketika kita mau berbagi dengan sesama.
Ya, kini telah kutulis tebal apa yang menjadi mimpiku. Dan aku harus tahu apa yang harus kulakukan untuk memperjuangkannya. 
Aku harus rajin belajar. Belajar tentang banyak hal yang dapat membantuku menyelami samudra kehidupan di masa depan.
Aku harus belajar akademik. Untuk memperkaya khazanah ilmuku dan menjadi seorang guru yang bermutu dan profesional di bidangnya.
Aku harus belajar ilmu agama. Untuk memanduku menapaki gelombang rintangan agar aku tak terjatuh.
Aku harus belajar ilmu kehidupan. Untuk membantuku menjadi sebaik- baik manusia yang bermanfaat.
Aku harus belajar.
Aku harus belajar.

0 komentar:

Posting Komentar

Pagi dan Tulisan Tebal tentang Mimpiku

Selamat pagi, harapan...
Selamat pagi, mutiaraku...

Rasanya pagi ini adalah pagi yang istimewa. Dalam ketenangan sudut ruang belajarku, pagi ini rasanya jari jemariku sangat ingin menuliskan sebuah refleksi. Entahlah aku akan memulai dari mana karena rasanya ada banyak hal yang ingin kuceritakan di sini. Tapi karena aku harus memilih, baiklah akan kuputuskan bahwa pagi ini aku ingin menuliskan hal yang dapata me-recharge kembali semangatku.

Awal 2014. Sebuah moment yang tepat bagi sebagian orang untuk kembali melanjutkan misi- misi mereka dalam meraih apa yang telah dicita-citakan. Termasuk aku. Setelah beberapa bulan dirundung sebuah kegelisahan akan hilangnya sebuah ambisi dalam diriku, kini saatnya aku mulai memantapkan diri dengan pilihanku.
Bagiku menjadi seorang guru dan pendidik adalah sebuah cita- cita mulia dengan multi manfaat. Dan itu lah yang menjadi pilihanku. Kini aku telah masuk ke dalam zona yang benar- benar akan mencetakku menjadi seorang sarjana pendidikan. Ya, kini aku adalah seorang mahasisiwi fakultas pendidikan di sebuah perguruan tinggi di kotaku. Menjadi guru adalah bagian dari impianku. Sering aku bermimpi untuk menjadi seorang guru atau pengajar muda yang ditugaskan untuk medidik anak- anak di pelosok negeriku. Ketika banyak orang yang berlomba- lomba untuk memperebutkan kursi nyaman di sekolah perkotaan, namun aku ingin menjadi kaum minoritas di dalamnya. Bukan bererti aku tak ingin hidup enak. Naluri manusia adalah selalu ingin berada dalam zona nyamannya. Bukan berarti pula aku ingin keluar dari zona nyaman. Namun aku ingin memperluas zona nyamanku tanpa batas. Aku ingin menjadi apapun yang aku mau. Aku ingin seperti bunglon yang pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan aku ingin pula seperti mata air yang selalu bisa memberikan kemanfaatan bagi siapa saja.
Berbicara tentang PNS(pegawai negeri sipil), banyak sekali orang- orang yang mengidam-imdamkan untuk bisa duduk di posisi nyaman itu. Bahkan tak sedikit orang tua yang berharap dan menyarankan anak- anaknya agar bisa menjadi seorang PNS. Sebagai calon guru, jika telah tiba masanya aku memasuki zona karier, aku tak ingin menjadi orang yang namanya hanya memenuhi deretan daftar pegawai negeri sipil tanpa ada kontribusi yang bererti bagi pembangunan negeriku. Aku hanya ingin mengabdi danberbagi. Hanya itulah mimpi terbesarku. Tak peduli seberapa banyak pundi- pundi yang akan masuk ke kantongku. Satu hal yang aku yakini, selama kau mau berkarya dan berusaha memberikan kemanfaatan bagi banyak orang, maka Allah pun tak akan salah menempatkan rizki-ku. Karena bagiku hidup tak akan bermakna jika hanya terisi dengan gemerlap materi. Bagiku, hidup akan jauh lebih bermakna dan berkualitas ketika kita mau berbagi dengan sesama.
Ya, kini telah kutulis tebal apa yang menjadi mimpiku. Dan aku harus tahu apa yang harus kulakukan untuk memperjuangkannya. 
Aku harus rajin belajar. Belajar tentang banyak hal yang dapat membantuku menyelami samudra kehidupan di masa depan.
Aku harus belajar akademik. Untuk memperkaya khazanah ilmuku dan menjadi seorang guru yang bermutu dan profesional di bidangnya.
Aku harus belajar ilmu agama. Untuk memanduku menapaki gelombang rintangan agar aku tak terjatuh.
Aku harus belajar ilmu kehidupan. Untuk membantuku menjadi sebaik- baik manusia yang bermanfaat.
Aku harus belajar.
Aku harus belajar.

0 komentar:

Posting Komentar